#015 Karakteristik Implementasi Teori Belajar Behavioristik

basiceducationimplementasiteoribelajarbehaviorisme

The Meaning of Behaviorism
Based on the Behaviorism Theory, learning is a relatively permanent change and occurs externally as a result of experience. 

All those who have not yet been approved learn if they cannot change policies, so study the results of the learning process about aspects that can determine and be accountable.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas akan memberikan hasil yang maksimal salah satunya adalah dipengaruhi oleh adanya peran guru. Seorang guru di dalam kelas diharuskan memiliki kompetensi-kompetensi yang menjadi pra syarat dalam pelaksanaan tugasnya. 

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi pedagogis,dan indikator kompetensi profesional salah satunya adalah menguasai berbagai jenis teori-teori belajar yang sangat diperlukan dalam proses mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Salah satu teori belajar yang bisa digunakan oleh guru adalah teori belajar Behavioristik. 

Teori adalah seperangkat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang memberikan, menjelaskan, dan memprediksi suatu fenomena. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan, dalam hal ini belajar bukan hanya sekedar tahu atau mendapatkan pengetahuan saja, lebih jauh makna belajar adalah adanya perubahan perilaku yang terjadi di dalam mental seorang pembelajar. 

Pengetahuan/ perilaku sebagai hasil dari belajar dibentuk dengan membangun konsep yang dikenalkan terlebih dahulu kepada pembelajar dalam bentuk unit-unit kecil yang logis, sistematis, dan berkelanjutan untuk selanjutnya diberikan penguatan yang akan memberikan efek kebermaknaan dalam proses pembelajaran. 

Pengertian Teori Belajar Behavioristik 

Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen dan terjadi secara eksternal sebagai hasil dari pengalaman. Seseorang belum dikatakan belajar jika belum dapat menampilkan perubahan perilaku, sehingga perilaku adalah hasil dari proses belajar yaitu aspek yang dapat ditentukan dan dapat dipertanggungjawabkan. 

Perilaku yang timbul adalah hasil dari hubungan antara stimulus dengan respon. Stimulus adalah obyek/ kejadian dalam lingkungan organisme, sedangkan respon (reflek) adalah sesuatu yang dapat dipercaya sebagai tanggapan dari stimulus yang diberikan. Stimulus terbagi menjadi tiga, yakni stimulus yang menimbulkan respon, stimulus yang berlawanan denan kemunculan respon, dan stimulus yang tidak menimbulkan respon. Sedangkan reflek (respon) memiliki konsep keterhubungan, frekuensi kemunculan, tingkat intensitas, dan kemiripan. 

Ivan Petrovich Pavlov menyatakan bahwa belajar dalam teori belajar perilaku adalah keterhubungan antara stimulus dan respon lewat pengkondisian yang terus menerus. Dalam proses belajar dibutuhkan pemberian stimulus yang dilakukan secara berulang-ulang sebagai cara untuk meyakinkan pengetahuan/perilaku yang ditampilkan atas stimulus yang diberikan dapat tertanam dengan baik dikarenakan pemberian yang terus menerus. 

Sedangkan menurut Edward Lee Thorndike (Muhammad Thobroni & Arif Mustofa (2011: 67) yang diambil dari (Suprijono: 20), belajar dalam teori belajar behavioristik adalah peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respon. 

Stimulus yang baru akan menimbulkan respon yang baru pula, dan kaitannya dengan proses belajar adalah stimulus awal diberikan sehingga menimbulkan respon kemudian dilanjutkan dengan pemberian stimulus baru terhadap respon awal sehingga menimbulkan respon yang baru lagi. Hal ini dilakukan secara terus menerus sehingga akan membentuk perilaku yang baik dan semakin efisien. 

Teori behavioristik modern dikemukakan Burhuss Frederick Skinner, yang menyatakan bahwa respon yang diikuti dengan penguatan positif cenderung akan diulang di masa datang, dan respon yang diikuti dengan penguatan negatif, cenderung akan berkurang di masa datang. 

Penguatan positif adalah stimulus jeda lanjutan yang semakin memperkuat atau mendorong suatu tindak balas. Sedangkan penguatan negatif adalah stimulus jeda lanjutan yang mendorong individu untuk menghindari suatu tindak balas tertentu yang tidak memuaskan. 

Teori Burhuss Frederick Skinner ini lebih dikenal dengan teori Operant Conditioning, yang didasari oleh prinsip-prinsip sebagai berikut : 
  1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah harus dibetulkan (penguatan negatif), dan jika benar harus diberi penguatan positif.
  2. Proses belajar harus mengikuti irama dari siswa.
  3. Materi pelajaran dipisah-pisah dalam unit-unit kecil bisa berbentuk modul.
  4. Dalam proses pembelajaran tidak digunakan hukuman, untuk menghindari hukuman dilakukan penyiapan kondisi lingkungan sejak awal.
  5. Dalam proses pembelajaran, lebih mementingkan aktivitas individual siswa.
  6. Pemberian reward bagi siswa yang sudah menampilkan perilaku yang diinginkan dengan mempertimbangkan pencapaian dari siswa lainnya.
  7. Proses pembelajaran menggunakan tehnik shapping (tahapan-tahapan).
ilustrasiimplementasiteoribelajarbehaviorisme

Berdasarkan penjelasan dan pendapat para ahli yang telah tersebut di atas baik pada bab 1 maupun pada bab 2, maka dapat disimpulkan tentang teori belajar Behaviorisme/ Behavioristik.

Teori Belajar Behavioristik adalah seperangkat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang memberikan, menjelaskan, dan memprediksi suatu fenomena yang menekankan pada perubahan perilaku pembelajar sebagai orientasi utama hasil belajarnya dengan memberikan stimulus secara terus menerus, materi dan proses belajar diberikan dengan tahapan-tahapan disertai dengan penguatan positif untuk siswa yang telah menunjukkan perubahan perilaku serta penguatan negatif bagi yang belum menunjukkan perubahan perilaku. 













      


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel