#027 Ringkasan Teori Belajar dan Pembelajaran


Ringkasan Teori Belajar dan Pembelajaran


BEHAVIORISME
Dalam pandangan Behaviorisme, Belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang diperoleh sebagai respons terhadap rangsangan. 

Perubahan perilaku dimaknai sebagai hasil belajar, sedangkan respon atas rangsangan yang diberikan dapat dikategorikan dalam proses pembelajaran. 

Dengan prinsip bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh rangsangan luar, maka penguatan perubahan perilaku salah satunya dapat dilakukan berupa “kesegeraan” hukuman. 

Dalam prakteknya, behaviorisme dapat dilakukan dengan merancang kondisi belajar yang efektif dengan  merumuskan tujuan belajar dan langkah-langkah pembelajaran yang jelas serta menggunakan hukuman sebagai penguat perilaku.


KOGNITIVISME
Gejala internal mental seseorang yang dapat dilihat maupun yang tidak terlihat terkait dengan perilaku menjadi pengertian belajar menurut kognitivisme. 

Prinsip belajar yang menjadi indikatornya adalah pemrosesan secara mental informasi yang diperoleh, menyimpan, dan menggunakannya untuk menghasilkan perilaku tertentu (yang menjadi tujuan belajar). 

Pemantauan kepada siswa memproses informasi secara efektif  dengan cara menyusun materi pembelajaran secara sistematis dan akurat, serta mengakomodasi keterhubungan antara pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki pembelajar menjadi bagian penting dalam pengaplikasian kognitivisme.


KOGNITIF SOSIAL
Selain dipengaruhi oleh keterhubungan antara pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki oleh pembelajar, faktor sosial (hubungan dengan lingkungan) juga turut mempengaruhi pemerolehan pengetahuan. 

Pengamatan/ observasi secara berulang-ulang atas perilaku orang lain yang dilakukan oleh pembelajar mempengaruhi proses kognitifnya. Pengalaman pengamatan dapat dengan mengalami sendiri ataupun pengamatan terhadap orang lain. 

Aplikasi dalam pembelajaran atas teori kognitif sosial adalah dengan membuka kesempatan lebih lebar bagi pembelajar untuk mengamati orang lain/ model yang memiliki kredibilitas dalam rangka pemerolehan pengetahuannya.


KONSTRUKTIVISME
Membangun makna, pengetahuan, konsep, dan gagasan melalui pengalaman pembelajaran menjadi makna dari belajar menurut konstruktivisme. 

Prinsipnya adalah dengan membangun sebuah realita pengalaman disertai dengan interaksi dengan lingkungan, dilanjutkan dengan pemecahan terhadap permasalahan-permasalahan yang real. 

Membangun makna, konsep, pengetahuan, dan gagasan akan lebih memberikan hasil maksimal jika ditunjang dengan mekanisme kolaboratif. 

Walaupun demikian, diberikan pula ruang bagi pembelajar untuk bersikap lebih otonom dalam menterjemahkan pengetahuan yang diperoleh, kemudian pemecahan masalah yang nyata kompleks serta yang berpotensi memberikan kebermaknaan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan mekanisme kolaboratif.


EMPAT PILAR PENDIDIKAN MENUJU MASYARAKAT MASA DEPAN (UNESCO)
  • Kebutuhan akan belajar untuk memperoleh serta menguasai pengetahuan serta berbagai alat dan cara untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman untuk mampu belajar seumur hidup (learning to know).
  • Pengembangan kompetensi dan kemampuan yang bersifat adaptif sehingga dapat diterapkan dengan kreatif terhadap lingkungan (learning to do).
  • Mengupayakan kepekaan dan pemahaman yang terus bertumbuh untuk menemukan potensi kreatif sebagai pribadi yang utuh (learning to be).
  • Memahami, menyadari, dan menghargai keberadaan orang lain di sekitar. Sadar bahwa kehidupan perlu adanya saling ketergantungan, hak dan tanggung jawab, serta aktif berpartisipasi dan berkontribusi dalam pencapaian kesejahteraan masyarakat (learning to live together).

Sumber:
Buku Modul (Penerbitan Universitas Terbuka)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel